Sabtu, 27 September 2014
bingung harus kasi judul apa -__-
Selasa, 16 September 2014
absurd lainnya
dear kamu,
kamu. ya kamu. kamu seorang teman lama. kamu yang menjadi rekan kerja pada kegiatan itu. kamu yang aku rasa berbeda dari yang lainnya. kamu yang membuat segalanya menjadi lebih mudah. kamu yang mampu membuatku melupakan segala rindu akan liburan singkat kemarin. kamu yang penuh canda dan tawa. hanya kamu yang membuatku merasa nyaman dan lepas.
tetapi, entah apa yang membuat segalanya berubah. seakan berakhir setelah berakhirnya kegiatan itu. atau mungkin aku yang terlalu menganggap kamu tidak biasa, padahal sebenarnya itu biasa. tak hanya kepadaku tetapi juga pada yang lainnya kamu seperti itu.
aku mulai merasa terombang ambing akan rasa ini. segalanya telah telanjur rasa. harapan paling dalam adalah kamu tahu dan kamu pun begitu. hanya saja, aku tak memiliki keberanian untuk mengatakannya, aku pun menjadi lebih malu daripada biasanya. bukannya aku acuh dan bukannya aku tak suka. tetapi sudah terlanjur malu. dan aku ingin kamu yang memulainya, sehingga aku yakin dan percaya bahwa hanya kamu satu.
Jumat, 11 Juli 2014
Siapa suruh, rasakan sendiri akibatnya!
Mungkin judulnya bukan kriteria judul yang baik dan benar. Tapi hanya kata - kata itu yang terbesit. Kekecewaan yang agak mendalam dan kesedihan yang cukup menyesakkan. Alih - alih ini memang suatu kesalahan semenjak awal terasa. Terpikirkan. Yang dikiranya masih seumur jagung, ternyata sudah menahun. Harusnya tak perlu ditelusuri lagi secara mendalam. Sudah jelas. Terpampang nyata (kalo syahrini sih). Tapi tetap saja optimis, seakan itu keputusan yang benar. Mengapa selalu seperti ini? Keyakinan yang akhirnya membuat kecewa dan berhenti di tempat bahkan berbalik arah. Penyesalan selalu di akhir dan akan selalu begitu. Seperti judul diatas. Siapa suru, rasakan sendiri akibatnya! Memang pantas dan perlu di tamparkan untuk menyadarkan diri. Ya sudahlah, mungkin ini bukan saatnya. Ya bukan sekarang. Tidak untuk saat ini. Dan akan datang di waktu yang tepat.
Kamis, 10 Juli 2014
Alkisaaahh
Ini merupakan salah satu Kisah yang agak lucu sebenarnya. Kisah yang terjadi saat aku kelas dua SMA kala itu.
Berawal dari tahun ajaran baru, aku naik kelas dua SMA. Kenaikan tersebut menandakan bahwa aku akan mendapat kelas baru dab teman baru untuk dua tahun ke depan. Saat melihat pengumuman pembagian kelas yang ditempel di mading sekolah, aku merasa cukup senang karena aku memiliki cukup banyak teman satu kelas dari kelas 10. Diantara daftar nama di kelas XII IPA 2 ada satu nama yang memiliki hubungan kurang baik denganku sejak smp. Yah teman lama sebenarnya tapi, entah kenapa tak pernah baik. Sebut saja bunga.
Bunga terlihat tidak nyaman mengetahui hal itu, aku sih biasa aja. Cuek. Toh aku tidak mengganggunya, hanya saja dia merasa terganggu sepertinya. Hari itu entah hari apa aku lupa lagi, tiba - tiba aku dipanggil menuju ruang BP di sekolah. Agak mengherankan sih, karena aku tak merasa berbuat kesalahan dari awal ajaran baru. Aku menuju ruang BP dengan langkah gontai saja. Setibanya disana keadaan cukup serius dan aku menjadi agak tegang takut terjadi apa - apa. Diruangan itu hanya ada aku dan guruku. Aku dipersilahkan duduk.
"miftah (nama depanku yg digunakan sang guru), kamu memiliki masalah apa dengan bunga?" tanya sang guru. Aku yang bingung tak mengerti hanya menaikkan salah satu alis dan diam saja.
"kamu memiliki masalah pribadi atau apa sebelumnya?" guruku bertanya lagi saat aku tak ada reaksi sebelumnya.
Aku diam beberapa saat mencerna pertanyaan guruku. Kemudian aku menjawab secara detail, panjang lali lebar. Cukup lama memang.
Dan akhirnya si bunga pindah kelas.mengherankan memang. Tetapi yah itulah kenyataannya. Aku ingin tertawa rasanya, mengingat - ingat kejadian itu. Saat itu, seakan - akan aku ini momok menakutkan yang akan menghancurkan karirnya. Yang tak kalah mengejutkan si bunga membawa orang tuanya segala ke sekolah terkait persoalan ini. Ya Tuhan segitu burukkah? Aku ini akan menjadi baik pada orang yang baik padaku. Tak hanya diriku, hampir setiap orang juga begitu. Ya semoga takkan ada kisah lain seperti ini lagi.
Kamis, 05 Juni 2014
aku rindu kamu, sahabatku
sahabat apa kabarmu hari ini? apakah kamu sehat? semoga kamu sehat ya. sudah lama kita tak bersua, tak pernah menghabiskan waktu bersama bahkan bertegur sapa pun akhir - akhir ini jarang sekali. sahabat aku masih ingat kejadian kmrin, sewaktu kamu meminta bantuanku tpi aku tak bisa karena aku ada rapat organisasi. semenjak saat itu banyak hal berubah, yang biasanya di setiap selasa siang kita selalu menghabiskan jam istirahat siang selalu bersama sekarang tak pernah ada lagi, kecanggungan pun terlampau banyak. aku jadi berpikiran gara - gara kejadian itu kamu berubah, maafkan aku yang tak bisa membalas segala kebaikanmu padaku. tak bisa menjadi pendengar setia seperti kamu saat aku bercerita. tak bisa membantumu saat kau membutuhkan bantuanku. sahabat maafkan aku tak bisa menjadi teman yang baik.
sahabatku, bukannya merasa iri tapi aku juga bingung rasa kurang suka menyeruak ketika kamu bersamanya, dia yang seakan menggantikan aku. aku tau, aku tak bisa selembut dia, sebaik dia bahkan sepintar dia. haahahahaa, yah aku merasa kehilangan kamu sahabatku. meski aku memiliki teman lain untuk bercerita, berkeluh kesah tetapi tak ada yang sepertimu teman yang mengerti semuanya mulai dari A sampai Z. sahabatku aku ingin kamu tetap seperti dulu menjadi sahabat kesayanganku. sudah sekian lama hampir sebulan lamanya aku merasa seperti ini, hanya saja aku diam. yah aku tak bisa mengungkapkannya pada siapa pun. ah, aku sangat rindu main ketempatmu sahabat. benar - benar merindukanmu, karena terlalu banyak cerita dan tawa yang aku simpan dan ingin ku bagikan denganmu :""""""""
Rabu, 19 Maret 2014
emosi meninggi sumpah serapah bertubi - tubi
sebenarnya ada itikat baik untuk menjadi lebih baik, menjadi kalem seperti wanita pada umumnya. tapi, selalu saja kelewat batas. sampai pernah berfikir lebih baik untuk diam. yah ada benarnya diam itu emas, tetapi terlalu banyak diam gak mau "speak up" juga gak bagus sih.
hingga pada akhirnya diem - dieman sama temen itu gak enak tapi ya gimana, mungkin kemaren sensinya lagi tingkat tinggi jadi sensitif banget sama setiap ucapan orang.
semua itu berawal dari kehilangan telur di kulkas, jadi suporter aerobik yang kehalangan, ditagih iuran per bulan yang udah di bayar, rasanya tuhhh bikin darah langsung naik. tapi setelah itu ada rasa sedikit menyesal dengan sumpah serapah yang terucap, maka dari itu dari kmrin kepikiran terus sama yang namanya perilaku diri dimata orang lain. huft! perlu banyak reparasi nih, bismillah semoga menjadi lebih baik ya Allah. amiin