ku terdiam di sudut, terpaku melihatnya.
Aku pun tak sanggup tuk
berkata.kata.
Dan tanpa ku sadari, tetesan air mata ini mulai jatuh.
Semakin lama, semakin deras.
Tak mengerti mengapa aku begini.
Padahal
aku mendapat senyuman darinya.
Senyum yang selama ini kurindukan.
Namun
semakin kau tersenyum.
Semakin dalam goresan luka ini.
Aku bingung.
Mengapa Tuhan tak mencegahku?
Tetapi memberi jalan buatku tuk
mencarinya.
Sekarang aku tak ragu lagi.
Aku yakin.
Bahwa aku benar.
Tak
ku sangka ternyata kau begitu.
Kau manis di depanku.
Tetapi kau busuk di
belakangku.
Ku kira itu akan membuatku benci.
Namun ternyata tidak.
Entah mengapa aku begini.
Aku pun tak mengerti.
Aku ingin terbebas.
Aku
tak ingin terjerat.
Aku berusaha mencoba.
Tapi...
Tuhan aku tak ingin
dan tak mau tahu lagi tentang itu atau semacamnya.
Tuhan bebaskanlah
aku.
Hilangkanlah segala ingatanku tentang itu.
Tak ingin ku tahu
tentang itu lagi.
Cukup sudah aku begini.
Aku lelah.